Murdoch-Phobia?

Bila deal, satu lagi media besar masuk cengkeraman sang hiu bisnis media, Rupert Murdoch. Raja media asal Australia ini dikabarkan bakal membeli sebagian besar saham Dow Jones, pemilik The Wall Street Journal di negeri Paman Sam sana.

Tahu tidak apa yang dicemaskan awak redaksi Wall Street saat mendengar rencana itu? Murdoch bakal mengintervensi habis kebijakan di redaksi.

Di kalangan wartawan, pemilik News Corps yang baru membeli saham ANTV itu dikenal sering mengedepankan kepentingan bisnis ketimbang jurnalisme. Bahkan, oleh sekelompok orang dia dituding “memerangi jurnalisme”. Benarkah?

Baca tentang dia di Wiki
Simak juga di Woopidoo
Atau nonton film OUTFOXED
– Baca juga majalah Tempo edisi pekan ini.

Aku bekerja di koran dan tidak mau terkena phobia seperti yang menjangkiti wartawan The Wall Street Journal itu. Koran sebagai perusahaan harus berbisnis itu benar. Tetapi berbisnis dengan mengangkangi idealisme jurnalisme itu keterlaluan.

“Beritamu harus bagus, Dik, baru koranmu dibeli orang”. Begitu kata bosku pada suatu waktu dan waktu-waktu lain bila berbicara “duet” –ingat, bukan duel– bisnis dengan jurnalisme. Menjadikan media sebagai benteng investasi politik atau proyek bos-bosnya semata-mata dengan cara membantutkan hak publik untuk tahu (public’s right to know) itu penindasan namanya. Benar tidak?

3 respons untuk ‘Murdoch-Phobia?

  1. bener banget, mas. kalo isi koran cuma hal2 yg bikin publik (dan pemilik modal) seneng, mending ga usah baca. kita nonton acara gosip aja. atau film india. ya kan?

  2. ni yoga bang…menurut abang sendiri koran yang tidak menggadaikan idealisme tetapi tetep sukses dalam perjalanan bisnisnya yang gimana?

Tinggalkan Balasan ke venus Batalkan balasan